BANGKOK, KOMPAS.com — Teknologi pendingin udara kini semakin maju. Selain semakin hemat energi, produsen juga berlomba-lomba menyesuaikan dengan kondisi Indonesia yang rentan dengan penyakit tropis, seperti dapat mengusir dan membunuh nyamuk demam berdarah.
Saat meluncurkan program ”2010 Health+Evolution” di Bangkok, Thailand, Kamis (11/3/2010) di depan wartawan Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia, eksekutif LG Air Conditioning Company Korea Selatan memaparkan kemajuan teknologi tersebut.
Jae-sung Lee, Direktur Pemasaran LG AC Company, menuturkan, perusahaannya, yang kini memegang pangsa pasar AC tertinggi di Indonesia (34 persen), berusaha menyesuaikan teknologi dengan kondisi kesehatan negara yang bersangkutan. ”Indonesia kan sering terjangkit demam berdarah dengue. Makanya, kami bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor,” kata Lee.
Dalam penelitian yang dikerjakan oleh Fakultas Kedokteran Hewan IPB itu, menurut Direktur Pemasaran Asia LG Yunho Roh, IPB mengembangkan suatu alat yang dapat membuat tingkat suara ultrasonik yang tidak disukai nyamuk Aedes aegypti, nyamuk pembawa virus DBD. Karena kemampuan mengusir dan membunuh nyamuk DBD itulah pemasaran AC di Indonesia menjadi besar dan mengalahkan pesaingnya dari Jepang.
Dekan FKH IPB I Wayan Teguh Wibawan, dalam siaran pers LG tersebut, menjelaskan, tes yang dilakukan adalah dengan alat standar Organisasi Kesehatan Dunia yang disebut Peet Grady Chamber. Dalam alat tersebut, nyamuk Aedes aegypti betina berusia 4-5 hari diradiasi dengan suara ultrasonik 30-100 kilohertz. Gelombang ultrasonik tersebut membunuh nyamuk lebih dari 70 persen dalam ruangan selama 24 jam.
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar